Bisnis Kopi

Ekonomi hijau bekali pemuda di Manokwari cara sajikan kopi

Reporter: Hans Kapisa

Manokwari, Jubi – Puluhan pemuda dan mahasiswa asli Papua di kota Manokwari, Papua Barat, dibekali teknik pembuatan hingga cara penyajian kopi (coffee barista) sebagai modal dalam pengembangan potensi pemuda Papua di bidang wirausaha, serta memanfaatkan potensi kopi asli Papua dan Papua Barat

Pelatihan yang difasilitasi oleh program pertumbuhan ekonomi hijau Papua-Papua Barat ini berlangsung selama tiga hari (20-22 Oktober) di kota Manokwari.

Alex Rumaseb, wakil ketua tim program pertumbuhan ekonomi hijau Papua-Papua Barat mengatakan pelatihan coffee barista dan coffee roastery, menyasar kalangan muda Papua di Manokwari bukan sekedar terlihat ‘trend’ namun peserta diharapkan punya bekal dan termotifasi untuk membuka usaha mandiri dengan potensi alam [kopi Papua] yang telah tersedia.

“Di Papua Barat ada kopi Arfak, di Papua ada kopi Wamena dan beberapa potensi kopi lokal yang tidak kalah cita rasa dibanding kopi daerah lain. Oleh karena itu lewat pelatihan kopi barista dan teknik pembuatan kepada pemuda Papua di Manokwari, ke depan mereka bisa buka cafe sendiri,” kata Rumaseb, Rabu (21/10/2020).

Selain pembekalan kopi barista bagi kalangan muda Papua di Manokwari, ada pula potensi rumput laut di Wondama, potensi Pala di Fakfak dan potensi Kakao di Manokwari Selatan yang akan dikembangkan dalam program pertumbuhan ekonomi hijau.

Program ini bertujuan untuk memastikan Pemerintah Papua dan Papua Barat percaya dalam mengelola pembangunan ekonomi hijau di tingkat lokal dan menarik investasi menuju bisnis hijau lewat serangkaian peningkatan kapasitas dan pendampingan serta meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha mikro, usaha kecil dan menengah (UMKM) di desa dan perkotaan di tanah Papua.

“Kami juga akan lakukan pendampingan kepada mama Papua dan pelaku budidaya rumput laut di wilayah Teluk Wondama. Dan untuk kakao di Ransiki, tugas kita adalah menjaga potensi 12 klon yang ada di sana supaya dikelola secara mandiri oleh warga lokal,” kata Rumaseb.

Sementara, Yafet Wetipo, pegiat coffee barista asal kota Jayapura, mengajak pemuda dan mahasiswa Papua di Manokwari untuk berbenah diri dan mandiri lewat potensi yang ada saat ini.

“Kita bisa hanya saja belum mau untuk memulai, jadi bagi teman-teman di Manokwari bisa berwirausaha lewat kopi dan potensi lainnya,” kata Wetipo.

Lewat pendampingan program pertumbuhan ekonomi hijau, Wetipo kini telah memiliki laboratorium kopi untuk membina pemuda Papua di kota Jayapura tentang cara pembuatan dan penyajian kopi.

“Saya punya Lab kopi, dan saya berhasil bina teman-teman pemuda Papua yang semula tidak punya pekerjaan, saat ini mereka sudah bisa membuka usaha Cafe di Jayapura,” ujar Wetipo. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.